Hadits Riwayat Muslim

Dari Abu Hurairah, ada seorang yang bertanya, “Ya, rasulullah siapakah orang yang paling berhak kuperlakukan dengan baik?” Nabi bersabda, “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian kerabat yang dekat dan yang dekat” (HR Muslim no 6665).

Rasulullah saw bersabda : Balighu 'anni Walau Ayah. Sampaikanlah dari ku walaupun satu ayat. (HR Bukhari)

Hukum Berboncengan Motor dengan Bukan Mahram


Hukum berduaan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram tanpa kehadiran mahram dari pihak wanita adalah hal yang diharamkan oleh syariat Islam. Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan. (Riwayat Ahmad)

Sepeda motor untuk daerah tertentu memang menjadi alat transportasi yang amat vital. Seringkali di suatu desa seseorang yang punya sepeda motor menawarkan bantuan untuk memboncengkan teman atau tetangganya. Atau memboncengkan teman kantor wanita, karena barangkali kasihan kalau harus jalan kaki. Pada dasarnya niat menolong ini sangat baik karena daripada harus jalan kaki yang jaraknya lumayan jauh, atau berjejelan di bus, maka membonceng teman atau tetangga memang sebuah solusi kepekaan sosial yang baik.

Masalahnya, bagaimana hukum seorang laki-laki memboncengkan wanita teman atau tetangganya dengan niat semata-mata hanya menolong? Tidak ada tujuan atau itikad aneh-aneh misalnya untuk selingkuh dan sebagainya.

Jawabnya adalah bahwa….
antara niat dengan cara harus sepadan.

Niat yang baik tidak mungkin dilaksanakan dengan cara yang tidak dibenarkan dalam Islam, meski mungkin seringkali dianggap lumrah oleh sebagian masyarakat. Tanpa mengurangi rasa percaya kepada niat baik orang yang menawarkan bantuan untuk memboncengkan, namun dari posisi duduknya di sepeda motor sudah termasuk hal yang tidak mungkin dibenarkan.

Sebab umumnya sepeda motor itu hanya punya satu tempat duduk yang bila ada orang yang membonceng, maka pastilah keduanya berada dalam posisi berduaan, bahkan tubuh mereka pun bisa saling bersentuhan, baik dengan sengaja atau tidak. Akan sulit mengatakan bahwa posisi demikian bukan berduaan/khalwat.

Kalau kendaraannya taksi, bajaj atau becak, mungkin masih bisa dikatakan terpisah, sebab posisi sopir dan penumpang memang dipisahkan. Tetapi sulit untuk mengatakan bahwa dua orang berlainan jenis yang bukan mahram naik naik sepeda motor berboncengan itu bukan khalwat. Bagaimana bukan khalwat, padahal tubuh mereka satu sama lain nempel karena satu tempat duduk?

Cara Mengingatkan

Mengingatkan saudara kita agar tidak terjerumus pada larangan Allah SWT adalah sebuah kewajiban. Tinggal bagaimana cara menyampaikannya. Tentunya juga harus dengan cara yang baik. Bukan dengan cara menggunjingkannya, atau melakukna ghibah atau malah menyebar-nyebarkan berita yang kurang enak didengar itu.

Ada banyak teknik yang bisa diambil. Salah satunya dengan menyampaikannya secara pribadi dan rahasia kepada yang bersangkutan. Tentu saja bukan dengan bahasa seorang hakim, melainkan dengan bahasa seorang sahabat sejati. Dan penting untuk dicermati, bahwa tidak ada seorang pun yang akan merasa nyaman kalau diingatkan atau dinasehati dengan cara yang kurang tepat.

Mulailah dengan pembicaraan santai, mungkin sambil mentraktir makan, atau sambil jalan-jalan, pendeknya carilah suasana santai. Lalu mulai masuk ke pembicaraan tentang calon pasangan hidup masing-masing. Kalau yang bersangkutan merasa nyaman dengan tema tersebut, masuklah lebih dalam lagi. Mungkin anda bisa bicara tentang berbagai model manusia dan cara-cara mereka bergaul dengan calon pasangannya. Kemudian bila dia masih tetap merasa nyaman atau malah tambah asyik dengan tema tersebut, bersabarlah dulu untuk tidak melakukan tembak di tempat.

Carilah waktu lain lagi untuk kembali saling berbicara tema tersebut. Barangkali kali ini dia sudah mulai agak terbuka dan siap bercurhat-ria dengan anda. Bahkan bisa jadi hal-hal yang selama ini disembunyikan, mulai dibuka dan disampaikan. Sementara anda masih tetap harus bersabar dulu, sebab boleh jadi dia pun masih menebak-nebak kemana arah pembicaraan anda.

Sampai waktunya dia merasa aman dan nyaman bicara dengan anda, masuklah ke tema utama, tapi jangan terlalu dalam dulu. Mulailah dari kulit-kulit terluarnya. Dan bila tidak ada masalah, mungkin bisa sedikit ditambah dengan inti yang lebih berbobot lagi, hingga benar-benar pesannya tersampaikan, tapi tanpa rasa tersinggung darinya.

Metode seperti ini memang gampang-gampang susah, tapi tetap perlu dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Selamat berjuang dan berdakwah, semoga niat baik dan upaya anda dimudahkan Allah SWT, Amien.

Wallahu a’lam bish-shawab, Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh